PBL PBL PBL panik banget loooh
Words vomit because it's panic time!!!
Untung cepet sadar dan kembali pintar.
Oh, sebagai precaution, konteksnya adalah romance.
------
Semua ini bermula dari DM-nya si Acul. Jadi kan doi mau sidang tuh, terus ada yang mau ngirim balon ke rumahnya atas nama Rosi (alias my professional and serious name). Gue berasumsi kalo temennya yang punya nama Rosi tuh cuma gue, makanya dia konfirmasi apakah benar gue yang kirim bunga, which wasn't me, of course. Gue aja nggak tau dia mau sidang saking lamanya nggak berkomunikasi.
Nah tapi karena itu chat-nya jadi berlanjut. Karena nggak enak mau langsung terminasi apa gimana, gue juga nggak paham deh. Mana si manusia satu ini pake nyebut-nyebut udah lama nggak ngobrol segala.
NGANA PIKIR KARENA SIAPA, HAAAAAHHHH???? #ezmozi
BTW buat yang baca blog ini, atau temen deket gue, atau keduanya, pasti tau deh kalo I used to have this biggest, fattest, unhealthy one-sided crush (EEEWWWW) sama si Acul. Nah pas gue ngobrol sama dia kemarin tuh sama sekali nggak ada perasaan yang gimana-gimana gitu. Kayak, yaudah B aja banget.
Terus gue mau kirimin dia sesuatu to congratulate him setelah sidang, because after all, he's still my precious friend. NAH I don't know where it came from, tapi dugaan gue sih karena dia sempet nyebut kalo bonyoknya masih inget gue (BITJ U KNOW I'M A SOFTIE FOR THAT #cry) hingga di akhir chat tanpa sadar mulai muncul tunas-tunas perasaan bodoh. Kalo aja perasaan ada wujudnya, udah gue keplakin bolak-balik sampe pinter lagi.
Tapi dari situ gue jadi mikir. Kayak ... kok bisa sih, sesimpel ngobrol hal remeh dan sekilas disebut kalo ortunya inget gue tuh can bring back the feeling. Konyol banget, nggak terima gue. NAMUUUUN, setelah menelaah kembali perasaan gue sendiri, yang mana dalam prosesnya banyak melibatkan obrolan-obrolan random selama jalan sore bersama Andira, gue menyadari kalau gue nggak pernah dapet closure dengan si Acul.
Sejauh yang gue inget, gue nggak inget apa-apa, dan itu masalahnya. Kayak kenapa kita berhenti ngobrol, padahal sebelumnya tuh intens chatting dan telponan tiap malem sampe ngigo. Kenapa kita berhenti ketemuan, padahal biasanya kalo ada film baru suka nonton bareng dan tiap libur selalu main. Kenapa perasaan suka gue yang tadinya menggebu-gebu jadi ilang gitu aja, tanpa gue sadar, tanpa berusaha.
I guess the only explanation is I just fell out of love. But when and why? That's what I don't understand. Jadinya akhir-akhir ini I've been asking myself: how to get that closure? Or maybe the most important question: is it still important and relevant to get closure now? Gue rasa sih enggak.
Lagi pula, dapet closure or not, gue rasa gue cukup puas dengan kehidupan percintaan gue yang sekarang (which actually doesn't exist, but what else is new?)
Postingan ini akan saya tutup dengan Kim Namjoon! Namjoon's smile a day, keeps the stress away
Comments
Post a Comment